SEJARAH KOTA BOGOR
Bogor merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Jawa Barat dan letaknya berdekatan dengan kota Jakarta. Berbeda dengan kota- kota yang ada, kota Bogor berada di tengah- tengah daerah kabupaten Bogor sehingga menjadi Pusat Wilayah Bogor.Istana Bogor tempo dulu |
Selain dikenal dengan sejarah kerajaannya, kota Bogor
dikenal dengan sejarah colonial Belanda. Saat itu Bogor direncanakan untuk
dibuat sebagai tempat perisitirahatan para Jendral Belanda yaitu Gubernur
Jendral Gustaaf Willem Baron Van Imhoff dengan membangun Istana Bogor serta
dibangun pula Jalan Raya Deandless yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dengan
kota Bogor. Selain itu saat Belanda menduduki wilayah Bogor, mereka mulai
menyatukan daerah- daerah yang ada di Bogor dan juga menamai Puncak sebagai
Biitenzorg yang berarti aman atau tentram.
MENGENAL KOTA BOGOR
Kota Bogor
merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Jakarta dengan kondisi alam yang
relatif lebih nyaman dibandingkan kota penyangga lainnya sehingga menjadi
alternatif permukiman bagi penduduk, baik yang datang dari sekitar Bogor maupun
dari daerah lainnya.
Tugu Kunjangan |
Istilah-istilah Kota Bogor ialah sebagai berikut :
Bogor Kota Hujan
Bogor
dikenal sebagai kota hujan karena memiliki curah hujan tahunan yang lebih
tinggi dari daerah lain di Indonesia. Curah hujan rata-rata pertahun di Bogor
adalah 3.500 hingga 4.000 milimeter.
Bogor Kota Angkot
Bogor juga
dikenal sebagai kota sejuta angkot. Menurut Arya Bima, walikota Bogor, yang
dikutip dari Kompas online pada tanggal 7 Mei 2014, jumlah angkot di Bogor
adalah 3.412 unit. Hampir seluruh ruas jalan di Kota Bogor dilewati oleh angkot
yang saat ini memiliki 23 trayek.
Bogor Kota Angkot
Pertanian
Bogor (IPB) telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian
pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian pertanian
dan biologi berdiri sejak abad ke-19.
PETA DELINIASI DAN DESKRIPSI BATASAN WILAYAH
Peta Administraai Kota Bogor |
Kota Bogor
merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Letak Geografis :
106°43’ - 106°51’BT dan 30°30’ - 6°41’ LS.
Luas Wilayah
: 118,5 km2
Ketinggian
rata-rata : 190-330 mdpl
Tingkat
Kemiringan : 0 – 15 %
Suhu
rata-rata : 26oC
Kelembapan
Udara : >70%
Jenis Tanah : latosol coklat kemerahan
(kedalaman efektif tanah >90 cm)
Tekstur
Tanah : halus
Batas Wilayah Kota Bogor
Utara :
Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor
Selatan :
Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor
Timur :
Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Barat :
Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
Administrasi
Secara
administartif Kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37
desa, 210 dusun, 623 RW, 2712 RT.
Luas
Kecamatan :
Kecamatan
Bogor Utara : 1.772 ha
Kecamatan
Bogor Selatan : 3.081 ha
Kecamatan
Bogor Tengah : 813 ha
Kecamatan
Bogor Barat : 3.285 ha
Kecamatan
Bogor Timur : 1.015 ha
Kecamatan
Tanah Sareal : 1.884 ha
Kecamatan
Bogor Barat
|
Kecamatan
Bogor Selatan
|
Kecamatan
Bogor Tengah
|
Kecamatan
Bogor Timur
|
Kecamatan
Bogor Utara
|
Kecamatan
Tanah Sareal
|
Menteng
Cilendek
Barat
Cilendek
Timur
Curug
Curug
Mekar
Semplak
Bubulak
Situ Gede
Balungbang
Jaya
Margajaya
Loji
Sindangbarang
Gunungbatu
Pasir
Mulya
Pasir Jaya
Pasir Kuda
|
Bondongan
Cikaret
Empang
Batutulis Cipaku
Lawang
Gintung
Pakuan
Mulyaharja Pamoyanan Ranggamekar Genteng Muarasari Harjasari Kertamaya
Bojongkerta Rancamaya
|
Pabaton
Paledang
Gudang
Cibogor
Ciwaringin
Kebon Kelapa Panaragan
Babakan
Pasar
Babakan
Sempur
Tegal Panjang
|
Tajur
Sukasari
Baranangsiang Katulampa Sindangrasa Sindangsari
|
Cibuluh
Tegal
Gundil
Bantarjati
Tanah Baru
Cimahpar
Ciluar
Ciparigi
Kedunghalag
|
Tanah
Sareal
Kebon
Pedes
Kedung
Badak
Kedung
Jaya
Kedung
Waringin
Sukadamai
Sukaresmi
Cibadak
Kencana
Mekarwangi
Kayumanis
|
Sumber : RTRW Kota Bogor Tahun 2011
- 2031
GAMBARAN KONSTELASI WILAYAH DALAM LINGKUP WILAYANG YANG LEBIH LUAS
Peta Konstelasi Kota Bogor Jawa Barat |
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Provinsi Jawa
Barat, sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Penetapan PKN dan
PKW di Provinsi Jawa Barat mengacu pada RTRWN.
Posisi Kota Bogor di Sistem Perkotaan Provinsi |
Dari tabel sistem perkotaan provinsi
Jawa Barat dapat diketahui bahwa Kota Bogor sebagai PKN (Pusat Kegiatan
Nasional) dan PKNp (Pusat Kegiatan Nasional – Provinsi). Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala internasional, nasional atau beberapa provinsi.
Sedangkan Rencana pengembangan sistem
perkotaan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Nasional – Provinsi
(PKNp) di Jawa Barat, yaitu :
Penetapan Kawasan Perkotaan Bodebek
(Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi)
sebagai PKN dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala
internasional, nasional atau beberapa provinsi.
Kota Bogor sebagai PKNp (Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029) |
Untuk fasilitas minimum yang tersedia
di PKN adalah:
a. Perhubungan : pelabuhan udara
dan/atau pelabuhan laut dan/atau terminal tipe A
b. Ekonomi : pasar induk antar wilayah
c. Kesehatan : rumah sakit umum tipe A
atau B
d. Pendidikan : perguruan tinggi
Sedangkan PKNp adalah kawasan
perkotaan yang berpotensi pada bidang tertentu dan memiliki pelayanan skala
internasional, nasional atau beberapa provinsi.
Fasilitas minimum yang tersedia di
PKNp adalah pusat bisnis kegiatan utama yang akan dikembangkan berskala
nasional maupun internasional, serta akan diusulkan menjadi PKN.
FUNGSI UTAMA DAN PENDUKUNG YANG DIARAHKAN
Bogor berada dalam wilayah
administratif Provinsi Jawa Barat dan secara regional mempunyai keterkaitan
yang sangat erat dengan Provinsi DKI Jakarta khususnya dalam lingkup Kawasan Jabodetabekpunjur.
Keterkaitan ini terlihat pada pola aktiftas pergerakan penduduk antara Kota Bogor
dan kota-kota lainnya dalam lingkup Jabodetabekpunjur. Hal ini membentuk sistem
dan struktur pelayanan kegiatan yang memerlukan penanganan dalam hal pembagian
peran dan fungsi masing-masing kota di wilayah tersebut.
Peran dan fungsi Kota Bogor
dipengaruhi oleh potensi dan kemampuan tumbuh dan berkembangnya Jakarta sebagai
ruang tempat kehidupan dan penghidupan warga kota dan sekitarnya serta arahan kebijakan
penataan ruang regional seperti RTRWN, RTRWP Jawa Barat, Perpres
Jabodetabekpunjur dan RTRW Kabupaten Bogor sebagai wilayah tetangga.
Arahan Pola Ruang dalam Perpres No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur |
Dengan mempertimbangkan perkembangan kota-kota di wilayah
Jabodetabek dan potensi
pengembangan internal Kota Bogor kedepan yang akan
menjadi kekhasan dan keunggulan kompetitif maka fungsi unggulan Kota Bogor
diarahkan pada :
a.
Jasa,
pengembangan
diarahkan kepada kegiatan jasa pendidikan, penelitian, akomodasi, konvensi,
kesehatan. Jasa tersebut baik untuk melayani kebutuhan penduduk Kota Bogor maupun
untuk penduduk sekitarnya dalam kapasitasnya sebagai bagian dari PKN.
b.
Pariwisata,
pengembangan kegiatan
wisata diarahkan kepada wisata kuliner, belanja, budaya, iptek, rekreasi dan
hiburan.
c.
Perdagangan,
fokus pengembangan
diarahkan kepada pengembangan sentra agribisnis, otomotif, elektronik untuk
melayani penduduk internal maupun eksternal Kota Bogor.
d.
Perumahan,
jenis kegiatan
perumahan yang dikembangkan di Kota Bogor adalah jenis perumahan dengan KDB
rendah.
Dalam RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah) Kota Bogor 2005-2025, memiliki visi sebagai :
“Kota Jasa yang Nyaman dengan
Masyarakat Madani dan Pemerintahan yang Amanah”
Untuk mewujudkan visi pembangunan
daerah Kota Bogor tahun 2005-2025 tersebut ditempuh
melalui 4 misi pembangunan sebagai
berikut :
1.
Mengembangkan
perekonomian masyarakat dengan titik berat pada jasa yang mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya yang ada. Pembangunan diarahkan pada peningkatan kemampuan ekonomi
rakyat yang memprioritaskan pembangunan ekonomi dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
Pengembangan sektor jasa agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing.
2.
Mewujudkan
kota yang bersih, indah, tertib dan aman (beriman) dengan sarana dan prasarana perkotaan
yang memadai dan berwawasan lingkungan. Pembangunan diarahkan kepada penampilan
kota yang bersih, indah, tertib dan aman serta berwawasan lingkungan. Kualitas
dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan akan terus ditingkatkan untuk
dapat mengarah kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan
konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan sehingga masyarakat kota dapat
merasakan kenyamanan kotanya.
3.
Meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia yang beriman, berketerampilan, sehat, cerdas dan sejahtera.
Pembangunan yang diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga
masyarakat Kota Bogor memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang
tinggi dengan tetap memiliki kadar keimanan disertai keterampilan yang memadai
agar mampu menjadi masyarakat mandiri.
4.
Mewujudkan
pemerintahan kota yang efektif dan effisien serta menjunjung tinggi supremasi hukum.
Penyelenggaraan pemerintahan diarahkan kepada pelaksanaan otonomi daerah yang nyata
dan bertanggung jawab dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan
Clean Government, sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat disertai
penegakan supremasi hukum.
Sumber : Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi Jawa Barta tentang RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031
dan Profil Kota Bogor di Bappeda Kota Bogor
RONA KONDISI EKSISTING YANG ADA
Penggunaan Lahan
Dari
segi pola penggunaan lahan, dengan luas wilayah Kota Bogor 11.696,05 ha.
Kawasan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kawasan terbangun dan
kawasan tidak terbangun secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
·
Kawasan
terbangun yang mencakup kawasan perumahan, permukiman, fasilitas kesehatan,
fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga, fasilitas
umum, industri, komplek militer, kantor pemerintahan, jasa, perdagangan
campuran. Luas kawasan terbangun adalah 5.340,40 ha. Luas kawasan permukiman
dan perumahan adalah 4.617,26 ha atau sekitar 39,47%, fasilitas sosial dan
fasilitas lainnya menempati luas 250,25 ha atau 2,14%. Kawasan indutri, jasa,
dan perdagangan campuran menempati luas 362,35 ha atau sekitar 3,10%. kompleks
militer dan kantor pemerintahan menempati luas 110,54 ha atau 0,95 %.
·
Kawasan
tidak terbangun yang mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman,
tanah kosong, TPU, kolam, situ, dan sungai. Luas kawasan tidak terbangun ini
adalah 6.355,65 ha. Kawasan tidak terbangun yang merupakan kawasan hijau yang
mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman menempati luas 5.111,31
ha atau 45,12%. Sedangkan untuk kawasan tidak terbangun yang berbentuk kawasan
biru yang mencakup kolam, situ dan sungai menempati luas 235,32 ha atau 2,01%.
Sedangkan sisanya adalah tempat pemakaman umum yang menempati luas 141,76 ha
atau 1,21% dan tanah kosong seluas 867,27 ha atau 7,42%.
Peta Penggunaan Lahan Kota Bogor 2012 |
Demografi
Demografi
Kota Bogor dijelaskan dalam data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan
kepadatan penduduk
Data Jumlah Penduduk Kota Bogor
Jumlah penduduk Kota Bogor berdasarkan jenis kelamin tahun 2014 |
Sumber : BPS Kota
Bogor
Diagram batang jumlah penduduk Kota Bogor 2003-2035 |
Sumber : Dinas PU DKI
Jakarta
Data Kepadatan Penduduk di Kota Bogor
Kepadatan penduduk Kota Bogor tahun 2014 |
Sumber : BPS Kota
Bogor
Ekonomi
Perekonomian
daerah dapat dilihat dari gambaran Produk Domistik Regional Bruto baik
berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku. Selain itu perekonomian daerah
dapat dilihat dari tingkat inflasi, investasi, pajak dan retribusi, pinjaman
daerah, dana perimbangan, atau sumber penerimaan daerah lainnya.
PDRB Kota Bogor 2010-2013 |
Besaran
nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 19.535.008,93
mengalami peningkatan dari Rp. 17.323.335,99 di tahun tahun 2012. Secara
konstan naik dari tahun ke tahun sekitar Rp 2.000.000,00. Berdasarkan
kontribusi persektor PDRB terlihat bahwa perekonomian Kota Bogor sebagian besar
ditunjang dari sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran.
Salah
satu indikator ekonomi yang penting untuk menggambarkan kemakmuran masyarakat
secara makro adalah bila dilhat perkapita penduduk, semakin tinggi nilainya
semakin baik kesejahteraan di suatu wilayah yang bersangkutan. Pendapatan
perkapita penduduk Kota Bogor terus mengalami peningkatan yang signifikan
selama periode 2010 -2013.
Sosial-Budaya
Sosial
Ketenagakerjaan
UMK
Jumlah
Penduduk Miskin
Kebudayaan
Tari Rampak Gendang adalah Kesenian yang memadukan suara kendang yang
dinamis dengan musik gamelan salendro yang bersifat ceria. Pemain kendang
terdiri atas 6-15 orang, sedangkan nayaga (pemain gamelan) terdiri atas 7-10
orang. Mirip Taiko di jepang yang dimainkan untuk memberi semangat
Tari Rampak Gendang (https://ecikurniasari.blogspot.co.id) |
Tari Ketuk
Tilu terdiri dari penari wanita yang biasa
disebut ronggeng dan nayaga sebagai pengiring musik. Pertunjukan
ketuk tilu biasanya dilakukan diarea terbuka baik didalam maupun diluar
ruangan, ronggeng biasanya akan menari mengitari lampu yang berkaki (sunda =
obor). Pertama dilakukan tatalu (membunyikan alat musik) dengan
tujuan untuk memanggil penonton, setelah para penonton banyak pertunjukan akan
diawali dengan tari pembuka, yaitu para penari wanita (Ronggeng) memasuki
gelanggang, menari bersama mengitari lampu oncor, gerakan tarinya disebut
jajangkungan dan wawayangan dan gerakannya sudah ditata terlebih dahulu, dengan
tempo irama lambat. Setelah
tarian pembuka baru dilakukan tari bersama antara ronggeng dan penonton
laki-laki, dan acara puncak disebut dengan parembut ronggeng. Dalam acara
tersebut para penonton berebut untuk menari dengan ronggeng pilihan mereka.
Tari Ketuk Pilu (https:tribunnews.com |
Sarana dan Prasarana
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas
pendidikan yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas SD 288 unit, SMP
113 unit, dan SMA 47 unit dan SMK 74 unit. Pemenuhan kapasitas bagi setiap
fasilitas diukur dari banyaknya anak usia sekolah yang harus ditampung.
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas
Kesehatan merupakan penunjang utama dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Berikut data Jenis fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bogor tahun
2012.
Kecamatan
|
Rumah
Sakit
|
Puskesmas
|
Balai
Pengobatan
|
Praktek
Dokter
|
Apotek
|
LabKes
|
Bogor Selatan
|
1
|
4
|
17
|
138
|
11
|
1
|
Bogor Timur
|
1
|
2
|
19
|
194
|
15
|
1
|
Bogor Utara
|
1
|
3
|
22
|
330
|
26
|
8
|
Bogor Tengah
|
3
|
5
|
22
|
328
|
32
|
7
|
Bogor Barat
|
3
|
5
|
22
|
494
|
22
|
1
|
Tanah Sareal
|
3
|
5
|
15
|
219
|
13
|
6
|
Fasilitas
Peribadatan
Fasilitas
tempat peribadatan di Kota Bogor 2012 didominasi oleh sarana peribadatan agama
Islam, baik berupa masjid maupun musholla. Selain sarana peribadatan bagi agama
Islam, Kota Bogor juga
dilengkapi dengan sarana peribadatan lainnya, seperti gereja, pura, dan vihara.
Fasilitas Peribadatan di Kota Bogor tahun 2012 |
Faslitas Olah Raga
Fasilitas yang terdapat di Kota
Bogor Berupa Gedung Olahraga, Lapangan Olahraga.
Fasilitas Olah Raga di Kota Bogor tahun 2012 |
Fasilitas Pemakaman Umum
Makam di Kota
Bogor hanya terdapat di Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Barat dan Kecamatan
Tanah Sareal, dengan luas total 724.271 m². TPU terbanyak terdapat di Kecamatan
Bogor Selatan.
Fasilitas Pemakaman Umum Kota Bogor Tahun 2012 |
Fasilitas Pemadam Kebakaran
Alat-alat
yang digunakan dalam upaya penanggulangan dan penanganan bencana yakni berupa
alat standar Search And Rescue (SAR) Darat dan Mobil Pemadam kebakaran dari
UPTD Damkar. Berikut data mengenai sarana yang dimiliki.
Fasilitas Pemadam Kebakaran Kota Bogor 2012 |
POTENSI MASALAH
Potensi
Potensi yang
terdapat di Kota Kediri berdasarkan RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031 dibagi
berdasarkan pembahasan tertentu sebagai berikut.
Berdasarkan
analisis deskriptif dan analisis scalogram kecamatan dengan potensi pertanian
terbesar adalah Kecamatan Bogor Selatan, kecamatan dengan potensi industri
terbesar adalah Kecamatan Bogor Utara, kecamatan dengan potensi perdagangan,
hotel, dan restoran serta kepadatan penduduk dan potensi perdagangan terbesar
adalah Kecamatan Bogor Tengah. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan
dengan fungsi pelayanan karena dapat memenuhi ketiga fungsi pelayanan wilayah
yaitu fungsi permukiman yang ditunjukkan dengan kepadatan tertinggi, fungsi
perekonomian yang ditunjukkan dengan potensi perdagangan, hotel dan restoran
yang tertinggi dan fungsi pelayanan yang ditunjukkan dengan ketersediaan
fasilitas umum terlengkap.
Namun,
kecamatan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Kecamatan Tanah Sareal,
karena selain wilayahnya luas, berdasarkan peringkat potensi yang dimiliki
hampir semuanya menduduki peringkat menengah ke atas. Berdasarkan uji korelasi
Potensi Kota
Masalah
Masalah yang terjadi di Kota Kediri berdasarkan RTRW Kota Bogor Tahun
2011-2031 dijelaskan dalam aspek sebagai berikut :
Masalah Prospek Pengembangan Struktur Wilayah
-Terjadinya pengelompokan atau pemusatan fasilitas pada daerah tengah sehingga timbul disparitas pembangunan.
Masalah Prospek Pengembangan Struktur Wilayah
-Terjadinya pengelompokan atau pemusatan fasilitas pada daerah tengah sehingga timbul disparitas pembangunan.
Masalah Jaringan Prasarana Transportasi
-Kemacetan yang berasa di beberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi di sekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi.
-Kemacetan yang berasa di beberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi di sekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi.
Masalah
Daerah Rawan Bencana
1. Rawan bencana yang terdapat di Kota Bogor adalah rawan
bencana longsor dan rawan bencana banjir. Terdapat beberapa kawasan yang
berpotensi mengalami bencana tersebut seperti: daerah yang sering longsor
umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang rawan banjir hanya
merupakan titik genangan yang tersebar pada setiap kecamatan. Untuk kawasan
rawan kebakaran terutama di kawasan permukiman padat, di mana jarak antar rumah
berdempetan dengan akses jaringan jalan yang minim.